Tape Bondowoso
Manisnya Tape Bondowoso, Belum Ada yang Menandingi RASANYA kurang lengkap bila ke Bondowoso pulang tidak membawa oleh-oleh berupa tape singkong…
Manisnya Tape Bondowoso, Belum Ada yang Menandingi
RASANYA kurang lengkap bila ke Bondowoso pulang tidak membawa oleh-oleh berupa tape singkong sebagai makanan khasnya. Sebab, tape Bondowoso sudah punya cita rasa tersendiri. Ini yang membedakan dengan produksi tape dari daerah lain. Bahkan boleh dibilang manisnya tape singkong Bondowoso sampai saat ini belum ada yang bisa menandingi.
Salah satu pembuat tape adalah Mat Rawi, warga Desa Sumber Tengah, Kecamatan Binakal, Bondowoso. Di desa ini Mat Rawi tidak sendiri sebagai pembuat tape, tetapi masih ada empat orang lagi. Dalam satu hari, Mat Rawi bisa memproduksi tape dengan bahan baku singkong sekitar 4 ton. Jumlah itu meningkat pada hari-hari raya seperti Lebaran, misalnya, yang bisa menghabiskan 6 ton singkong.
Harga singkong sebagai bahan tape sekitar Rp1.300/kg. Mahalnya harga singkong karena hams memenuhi kualitas sebagai bahan tape dengan ciri singkong yang besar dan agak kekuningkuningan. Usia singkong juga memengaruhi rasa tape. Singkong muda jelas beda dengan singkong yang sudah tua. “Karni justru mengambil singkong dari daerah Jember yang mutunya lebih bagus karena dipengaruhi keadaan tanahnya yang berpasir,” jelas Gazali, saudara Mat Rawi yang memulai usaha tape sejak tahun 1980-an.
Menurutnya, proses pembuatan tape bagitu mudah sehingga siapa pun bisa menirunya. Tapi soal rasa nanti dulu. Mula-mula singkong dikupas lalu dicuci bersih kemudian dikukus sampai matang. Dari proses pengukusan kemudian singkong didinginkan dengan cara dibiarkan begitu saja sampai betul-betul dingin. Proses selanjutnya peragian. Nah, di sinilah kualitas tape ditentukan, menjadi tape yang manis dan tahan lama atau sebaliknya. Ragi dibelinya dari toko langganannya yang ada di kota Bondowoso.
Setelah diberi ragi proses selanjutnya tape dimasukkan dalam besek berbagai ukuran dengan berat mulai dari 3 ons sampai yang 1 kilogram. Besek pun harus didatangkan dari Trenggalek sementara alas beseknya tidak boleh dari yang berbahan plastik atau mika, karena akan mengurangi aroma tape. Disarankan, sebaiknya alas besek dari daun pisang karena bisa memberi aroma yang harum. Pekerjaan selanjutnya adalah proses pengepakan kemudian memberi lebel dan masa matang tape.
Tape-tape produksi Mat Rawi dipasarkan ke Probolinggo dan Situbondo. Sekali kirim tape-tape itu diangkut dengan menggunakan pikap yang bisa diisi sekitar 25 keranjang. Satu keranjang besar bisa berisi sekitar 100 besek tape.- abi/ryan/tpy