Tuesday, December 5, 2023
Semua Tentang Jawa Timur


Gereja Tua Puh Sarang

Refleksi Diri di Gereja Tua Puh Sarang Natal adalah saat yang tepat bagi umat kristiani untuk merefleksi diri seraya menyambut…

By Pusaka Jawatimuran , in Kediri Wisata Wisata Relegi , at 27/03/2012 Tag: , , , , , ,

Refleksi Diri di Gereja Tua Puh Sarang
Natal adalah saat yang tepat bagi umat kristiani untuk merefleksi diri seraya menyambut hari yang disucikan. Untuk acara tersebut tidak ada salahnya anda mencoba unhlk melakukannya di gereja tua yang terletak di daerah Puh Sarang, kota Kediri. Gereja Tua Puh Sarang terletak di Gunung Klotok, Lereng Gunung Wilis, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, 6 km dari Kota Kediri. Gereja ini dibangun tahun 1936 dan sudah mengalami beberapa renovasi. Namun dalam rentetan inovasi tersebut, bentuk asli gereja masih terjaga. Altar Gereja dari batu Massif yang beratnya mencapai tujuh ton dan berhias pahatan rusa, altar luar berbentuk stupa borobudur, menara berbentuk candi Bentar, pendopo, perangkat gamelan, tabernakel batu dengan disain batuterguling, makam dan lain-lain, masih bisa ditemui di Gereja tersebut. Bentuk-bentuk yang mengagumkan ini, tak terlepas dari tangan dingin Ir. H. Maclaine Pont (1884-1971), arsitek berkebangsaan Belanda yang lahir di Meester Comelis (Jatinegara). Ketika mulai mendisain gereja ini, ia tak lupa memasukkan unsur budaya lokal. Maklum, sebagai arsitek, Pont sangat mengagumi situs-situs penting di Jawa, salah satunya Mojopahit di Trowulan.

Sampai renovasi terakhir, gereja ini memiliki luas sekitar 6,5 hektar. Di dalam kompleks Poh sarang, terdapat beberapa hal yang unik yang seiring waktu banyak dilirik wisatawan dari dalam dan luar negeri. Pertama, Gereja yang antik. Gereja ini diwarnai dengan unsur bentangan kawat baja sebagai ganti reng dan usuk untuk atap gereja. Dalam gereja, terdapat relief-relief batu tentang lambang-lambang penulis injil. Selain gereja, di kompleks Ziarah Katolik Puh Sarang ini ada tiga patung Bunda Maria. Patung pertama ada di Gua Maria di samping kiri Gereja Puh sarang. Dulu, Patung ini pernah dicuri dan dibuang, beruntung patung ini akhirnya bisa ditemukan dan kembali dipajang di Gua Maria. Patung Kedua di dekat Gedung serba Guna, sedangkan yang ketiga di Gua Maria Lourdes.

Keheningan yang Menyentuh
Saat kaki melangkah masuk ke gereja Puh Sarang, maka kita akan menapaki anak tangga terbuat dari batu di antara lengkungan gapura, rasanya seperti masuk bangunan candi. Pada bagian tengah terdapat gapura mirip gapura Candi Bentar. Namun yang khas di sini ialah bahwa di atasnya terpasang lonceng, sehingga gapura itu berfungsi sekaligus sebagai menara lonceng. Di puncak gapura terdapat ayam jago, seperti yang biasa terdapat dalam menara gereja. Di sana ada relief yang menggambarkan ketika Adam jatuh ke dalam dosa. Sayang relief tadi tidak kelihatan karena ada di atas. Maka orang menyebut gapura yang berfungsi sebagai menara dengan sebutan St. Henricus.

Di halaman luar, sebelum masuk gereja, terletak di sebelah kanan terdapat rumah untuk menyimpan gamelan. Gamelan itu dulu kala digunakan untuk mengiringi misa dan sendratari yang sering diadakan pada awal berdirinya gereja. Di halaman gereja terdapat patung kristus Raja, yang seolah-olah ingin menyambut para peziarah untuk masuk ke gereja. Di atasnya terdapat tiang batu dimana terdapat Perahu Nabi Nuh. Daya tarik Puh Sarang tidak hanya itu tapi juga Gua Bunda Maria Lourders dengan Patung Bunda Maria yang “tingginya mencapai 3,5 meter yang dibangun, tahun 1999, mirip dengan Gua Maria Lourders di Perancis. Namun juga perhatiannya tertuju pada replica jalan Salib, serta pondok Rosario yang khusus disiapkan khusus peziarah untuk berdoa rosarion tiga pondok ini dibuat berdasar misteri hidup Yesus Kristus yang direnungkan dalam doa, yakni Peristiwa Gembira, Peristiwa Sedih dan Peristiwa Mulya.

Setiap malam Jumat legi banyak peziarah yang datang tirakatan dan Misa Novena kalau hari libur yang datang ke sini bukan hanya umat Kristiani, tapi juga warga masyarakat yang ingin melihat Gua Bunda Maria dengan Patung Bunda Marianya yang indah itu, kata .. (50), petugas kebersihan Puh Sarang.

Salah satu pengunjung keluarga Jimmy (Malang) datang berziarah karena sebelumnya anak mereka berdoa di hadapan patung bunda Maria seraya berujar jika dia kelak menang untuk cabor renang dalam PORPROV 2011. Ternyata, anaknya berhasil menggondol medali emas untuk renang 200 meter dan medali perak untuk 400 meter, maka mereka sekeluarga pun memenuhi janji untuk berdoa dan mengucap syukur atas terkabulnya doa mereka.

Gua Maria Lourdes
Kurang Lebih 100 meter dari Pendopo Emaus, kita bisa melihat Gua Maria Lourdes. Gua ini dibangun pada 11 Oktober 1998, didesain menyerupai Gua Maria Lourdes di Prancis, tingginya 18 meter. Gua yang diresmikan pada tangga12 Mei 1999 dihiasi patung Pieta, yang digambarkan Bunda Maria sedang memangku Yesus ini serupa dengan patung yang terdapat di Basilika St. Petrus, Roma.

Di depan Gua Maria Lourdes terdapat tanah lapang yang mampu menampung ribuan jamaah. Di tempat peziarah ini pulalah diteruskan tradisi ziarah Katolik, berupa Misa Novena Maria setiap hari Minggu di pekan pertama atau kedua tiap bulan, dan misa Tirakatan malam Jumat Legi, yang sangat khas bagi masyarakat Katolik Jawa.

Bumi Perkemahan Bukit Tabor
Berkemah sambil berziarah tampaknya bisa menjadi salah satu alternatif pilihan liburan rohani, selain menghilankan kepenatan, wisata camping religi juga dapat meningkatkan olah rohani dan kepribadian. Di Puh Sarang, wisata perkemahan dapat dilakukan di Bukit Tabor yang merupakan Camping Ground Area. Lokasi ini berada didekat tempat Ziarah Gua Maria Luordes Puh Sarang. bumi perkemahan ini dapat digunakan oleh semua kelompok baik Pramuka, muda-mudi, Pencinta alam, maupun masyarakat umum. Bumi Perkemahan Bukit Tabor diresmikan tanggal 8 Oktober 2000 oleh Bapak Uskup Johanes Hadiwikarta, Pr.

Daya tarik yang lain yang bisa ditemui di tempat ini adalah Jalan Salib Bukit Goigota. Jalan Salib ini diresmikan pada hari Minggu 28 Mei 2000. Pengerjaan jalan salib ini memakan waktu kurang lebih 2 tahun. Tempat ini terdapat diorama patung mulai dari stasi 1 yaitu saat Yesus dijatuhi hukuman mati, sampai pada stasi 15 yaitu saat Yesus bangkit. Pada setiap stasi disediakan tempat untuk berdoa dan pada setiap peristiwa ditempatkanlah patung-patung besar sesuai peristiwa yang terjadi. Jalan Salib ini memutar dan cenderung naik jalannya mengingat daerah Puh Sarang berada di lereng gunung. Bagi orang tua, jalan ini sedikit menyiksa, kalau kita masih muda mungkin tak masalah.

Taman Hidangan Kana
Untuk mendapatkan perlengkapan ziarah maupun sekedar oleh-oleh khas Poh Sarang, wisatawan dapat mengunjungi taman hidangan Kana. Di tempat ini pengunjung dapat menjumpai aneka keperluan ziarah, serta beragam buah tangan yang ditawarkan oleh sekitar 50 kios. Kios-kios tersebut saat ini sudah terorganisir rapi dan berada dalam satu kawasan, sehingga memudahkan pengunjung untuk berbelanja. Kawsan belanja religi ini juga diresmikan oleh Uskup Johanes Hadiwikarta pada 26 Januari 2001.

Wisma Betlehem
Bagi pengunjung yang ingin bermalam, di lokasi wisata Puh Sarang juga tersedia penginapan Wisma Betlehem. Namun wisma ini tidak dipergunakan untuk acara retret, seminar maupun kerohanian lainnya, mengingat hanya terdiri dari kamar-kamar sederhana tempat peristirahatan. Wisma ini memiliki fasilitas sekitar 24 tempat tidur standart dan 30 kamar VIP. Selain itu di tempat peristirahatan ini juga terdapat kafetaria yang menyediakan beragam hidanngan makanan.

Gereja kuno nan antik Santa Maria Puh Sarang yang berada di kaki gunung Wilis, tepatnya, di Desa Puh Sarang, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, kini bukan lagi sekadar tempat beribadah dan berziarah umat Kristiani, namun menjadi tempat wisata dengan Gua Bunda Marianya yang menawarkan keelokan dan keindahannya. Salah satu wujud perhatian dan kepedulian Puh Sarang untuk penduduk setempat adalah meminjamkan kios-kios makanan, minuman dan souvenir kepada mereka secara gratis yang berada di Taman Hidangan Kana, di Kompleks Wisata Religi Puh Sarang• 

Artikel di atas dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur: Prasetya, Buletin Bulanan, Sumber Inspirasi Birokrasi, Volume III, No. 36, Desember 2011.

%d blogger menyukai ini: