Desa Bandung, Asal-usul Nama Desa Daerah Tulungagung
Agus Imron Akhyar Dahulu desa Bandung merupakan sebuah wilayah yang berkecukupan dan memiliki kekayaan alam melimpah ruah. Di tempat tersebut…
Agus Imron Akhyar
Dahulu desa Bandung merupakan sebuah wilayah yang berkecukupan dan memiliki kekayaan alam melimpah ruah. Di tempat tersebut terdapat sebuah sumber air yang lumayan besar dan setiap petani sering memakainya sebagai pengairan sawah (irigasi). Tetapi hal tersebut berubah ketika Adipati di daerah tersebut diganti dengan seorang yang tamak, rakus, dan kikir, sebut saja dengan Adipati Hadijaya. Seluruh sumber air yang ada di daerah tersebut dikuasai olehnya, sehingga penduduk mengalami kesulitan untuk mengairi sawahnya, sehingga petani mengalami kerugian besar.
Nasib penduduk sungguh menyedihkan, kelaparan terjadi di manamana. Hingga akhirnya berita tersebut didengar putri Adipati Hadijaya yang bernama Putri Roro Jonggrang. Roro Jonggrang memiliki sifat seperti ibunya, lemah lembut namun tegas dalam bertindak. Dia meminta pada ayahandanya untuk memberikan pengairan terhadap sawah-sawah penduduk, tapi sang ayah menolak. Sang putri besikeras mempertahankan pendirinya untuk menolong penduduk, agar pengairan dapat diberikan kepada warga, biar para petani dapat bertani dengan baik. Selama tujuh hari sang putri bersimpuh pada ayahandanya, akhirnya pada malam ke tujuh hati sang ayah luluh. Adipati Hadijaya mengabulkan permintaan putrinya tersebut, asalkan sang Putri mau menikah dengan seorang raja dari kerajaan tetangga, Bandung Bondowoso.
Mau tidak mau dan juga berat hati akhirnya Roro Jonggrang menuruti permintaan ayahandanya. Ketika Bandung Bondowoso tiba, Roro Jonggrang mengajak pergi ke sebuah sumber air. Ketika sudah sampai, Roro Jonggrang langsung melemparkan kalung yang sangat disayanginya. Kalung tersebut adalah pemberian ibunya, sehingga Roro Jonggrang langsung meminta pada Bandung agar mau mengambilkan kalung tersebut. Jika mampu mengambilnya, maka Bandung akan menjadi suaminya. Ketika Bandung masuk ke sumber air, dengan cekatan sang putri segera menendang batu untuk menutupi sumber air tersebut, sehingga Bandung tertutup di dalam sumber air tersebut.
Tiba-tiba batu tersebut terlempar, Bandung akhirnya mampu keluar dan meminta penjelasan dari sang putri apa maksud dari ini semua. Dengan menangis sang putri menjelaskan, bahwa dirinya diminta ayahnya agar membunuh Bandung. Supaya Adipati Hadijaya dapat menguasai wilayah kerajaan Bandung. Saat itu Bandung merasa sangat marah sekali, bercampur dengan kesal hawa nafsunya, pada saat itu amarahnya tidak bisa dibendung lagi.
Bandung lekas menghampiri Adipati Hadijaya dan menusuknya dengan senjata handalannya, akhirnya Adipati Hadijaya mati. Akhirnya Bandung menggantikan kekuasaan Adipati Hadijaya dan menikah dengan Roro Jonggrang. Mereka berdua menikah dan juga hidup bahagia serta masyarakat menyukai mereka berdua sebagai pemimpin daerah tersebut. (Informan: Ibu Syamsiah, 68 Tahun)
*Staf Peneliti Kajian Sejarah, Sosial dan Budaya (KS2B) Kabupaten Tulungagung.