Batik Srianna: Bermodal Kain Mori Tembus Luar Negeri
Batik, kain batik atau baju batik, ternyata memiliki nilai tinggi. Simak saja pengakuan Srianna, pemilik Batik Satrio Manah, Desa Bangoan,…
Batik, kain batik atau baju batik, ternyata memiliki nilai tinggi. Simak saja pengakuan Srianna, pemilik Batik Satrio Manah, Desa Bangoan, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung.
BERMODAL sepotong kain mori dalam mengawali usaha batiknya, kini batik Srianna tembus hingga ke luar negeri. Tentu saja keberhasilan itu tak mulus begitu saja, namun harus dilalui dengan jerih payah, kemauan dan kerja keras. Srianna merintis usaha batiknya sejak ia masih kuliah dan kini kerap kebanjiran order. Bahkan tidak jarang, ia merasa kuwalahan lantaran banyaknya pesanan. Karenanya, terkadang, ia pun harus menolak, demi menjaga kualitas produk agar tak rusak.
Selain pasar-pasar lokal Jatim, Kaltim, Jakarta dan Riau, pemasaran produk Batik Satrio Manah juga tembus ke Malaysia, Singapura, Hongkong dan Jepang. Namun di luar negeri, pemesannya tidak intensif sebagaimana pasar lokal. “Mungkin orang luar itu lebih menganggap batik sebagai suvenir cantik yang sangat berharga. Karena itu, kainnya disimpan, jarang dipakai. Kalau di sini kan memang untuk dipakai”,ujar wanita yang pernah mengikuti pemeran dagang ke Singapura ini.
Srianna mengakui, geliat ekonomi saat ini juga membuat usaha batiknya turut berkembang. Dalam sebulan terakhir, omsetnya bahkan bisa mencapai Rp400 juta. Angka itu, menurutnya, cukup fantastis mengingat modal yang ia gunakan saat merintis usahanya dulu hanyalah sepotong kain mori saja. “Dulu harga kain mori itu hanya Rp4,5 ribu, setelah diolah dijual laku Rp12,5 ribu. Itulah awal rintisan usaha saya. Jadi modalnya satu potong kain mori dan kemauan”, tutur wanita cantik ini berkisah.
Bagaimana dengan fasilitas pemerintah? Srianna mengaku suka dengan perhatian pemerintah saat ini. Saat membutuhkan modal, ia tak lagi kebingungan lantaran adanya program bantuan pinjaman modal UMKM dari Pemprov Jatim dengan jumlah hingga Rp200 juta. Selain pengajuannya tidak berbelit, bunganya juga tidak mencekik. “Beberapa waktu lalu, saya sudah pinjam modal Rp200 juta. Sekarang pengembaliannya tinggal Rp83 juta”, kata dia.
Artikel di atas dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur : Galeria, media Dekranasda Jawa Timur, Edisi 03, Nopember-Desember 2011, hlm. 15.