Aksesoris Jilbab hingga Gelang Kristal
Lebaran 2011 yang lalu tampaknya menjadi berkah bagi para perajin manik-manik di Desa Gambang, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang. Ya, mereka…
Lebaran 2011 yang lalu tampaknya menjadi berkah bagi para perajin manik-manik di Desa Gambang, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang. Ya, mereka mendapat limpahan rezeki dari para pemudik. Mereka tidak menyangka hasil kerajinan tangan diserbu para pemudik yang secara kebetulan melintas desa itu.
“BIASANYA kami mengirimkan hasil kerajinan ini ke Bali dan Kalimantan Selatan, tapi selama Lebaran langsung dibeli pemudik,” kata Eka (29), perajin manik-manik, sat ditemui di Desa Gambang. Untuk aksesori kristal pelengkap jilbab dijual seharga Rp7.500-27.500 per set, sedangkan gelang kristal dengan pengikat dari magnet hanya Rp30.000 per set. Yang paling murah gantungan kunci seharga Rp2.500 per buah.
Desa Gambang berada di antara ruas Jombang-Kediri melalui Gudo. Pada saat musim mudik Lebaran, jalan di desa itu menjadi jalan alternatif. Kendaraan pribadi dari arah Surabaya menuju Kediri dan Madiun dialihkan melalui Tunggorono, Gambang, Sumberrejo, dan Purwoasri. Demikian pula dari arah Kediri.
Hal itu untuk mengurangi kepadatan arus lalu lintas di pertigaan Mengkreng yang menghubungkan Jombang dengan Kediri dan Nganjuk selama musim mudik Lebaran. “Ini rezeki dari pemudik di tengah lesunya pasar manik-manik,” ujar Eka yang juga pemilik kios Bintang Manik-Manik di Desa Gambang itu.
la mengaku dalam sehari omzetnya bisa mencapai Rp1 juta hingga Rp1,5 juta dari penjualan secara eceran selama Lebaran. Angka itu sulit didapat pada hari-hari biasa, kecuali kalau ada permintaan secara grosir dari Bali dan Kalimantan Selatan. Sementara itu, Suparni, perajin yang lain, merelakan masa Lebaran-nya ini dengan membuka kiosnya. “Bagi kami ini kesempatan emas. Kapan lagi bisa seperti ini,” katanya saat ditemui di kiosnya, Akbar Manik-Manik itu.
Desa Gambang merupakan sentra kerajinan manik-manik, baik terbuat dari kaca maupun kristal. Terdapat belasan kios yang menjual berbagai jenis aksesori kaum hawa hasil kreativitas warga desa itu. “Kelihatannya menarik. Tak ada salahnya kalau kami mampir sejenak untuk menghilangkan kepenatan di jalan. Syukur-syukur kalau kami bisa membawa pulang manik-manik ini,” ucap Diana yang baru turun dari mobilnya berpelat nomor polisi AD (Surakarta) itu.
Dengan ditemani suami, ibu satu anak itu memborong berbagai jenis manik-manik karena harganya dianggap lebih murah dibandingkan di tempat lain. Harga jual eceran manik-manik di Desa Gambang memang nisbi murah karena pembeli langsung mendapatkannya dari perajin.
Artikel di atas dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur : Galeria, media Dekranasda Jawa Timur, Edisi 03, Nopember-Desember 2011, hlm. 15.