Tas Anyaman Plastik Ngawi
Luar negeri pun terpikat Tas Anyaman Plastik Ngawi, Ketika orang terdesak atau kepepet, biasanya kreativitas itu muncul. Begitulah yang dialami…
Luar negeri pun terpikat Tas Anyaman Plastik Ngawi, Ketika orang terdesak atau kepepet, biasanya kreativitas itu muncul. Begitulah yang dialami Suwardi, perajin tas anyaman dari bahan plastik, yang meraih sukses.
Usaha yang digeluti Suwardi ini sudah berjalan sejak 15 tahun terakhir. Ide usaha ini justru berawal setelah Suwardi terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) di salah satu perusahaan tas anyaman di Jakarta. Awalnya, pengembangan bisnis ini terkendala modal. la mengaku telah berulang kali mengajukan bantuan kredit dan modal dari dinas terkait, namun tidak pernah ada realisasi. Berbekal dengan kegigihannya, ia terus berkarya dan mengikuti berbagai pameran. Kini usahanya telah menembus pasar luar negeri.
Kerajinan tas anyaman dari bahan plastik di sentra kerajinan tas anyaman plastik Manunggal di Desa Poh Konyal, Kecamatan Pangkur, Kabupaten Ngawi, telah berhasil menembus pasar ekspor.
Suwardi yang merupakan pemilik usaha kerajinan tas anyaman plastik Manunggal, mengatakan, kebutuhan ekspor tas ini cukup besar dengan omset mencapai ratusan juta rupiah per bulannya. Selain memenuhi kebutuhan pasar di sejumlah daerah di Indonesia, tas anyaman plastik ini juga sangat diminati pasar luar negeri. “Ekspor tas dilakukan, khususnya ke Negara Amerika Serikat, Jepang, Malaysia, dan Korea. Permintaannya lumayan tinggi, terlebih Negara Jepang”, ujar Suwardi.
Menurut dia, melalui 15 tenaga kerja yang dimilikinya, Suwardi mampu menghasilkan lebih dari 20 ribu buah tas plastik setiap bulannya. Sedangkan, rata-rata jumlah ekspor ke beberapa negera tersebut, hingga mencapai 10 ribu tas setiap bulannya. Harga jual tas khusus untuk yang diekspor, berkisar antara Rp11 ribu hingga Rp170 ribu per 10 buahnya. Sementara untuk pasar lokal, dijual antara Rp5 ribu hingga Rp60 ribu per buahnya. “Untuk memenuhi pasar lokal, dibutuhkan hingga 10 ribu tas setiap bulannya. Pasarnya ke berbagai kota besar di Indonesia,” kata dia.
Omset penjualannya sendiri hingga mencapai ratusan juta rupiah setiap bulannya. Namun ia mengaku masih kesulitan tenaga kerja yang terampil untuk memenuhi pesanannya. Terlebih saat musim tanam dan panen, merupakan saat sulit mendapatkan tenaga kerja. “Biasanya kalau masa tanam dan panen, warga desa sekitar banyak yang bekerja di lahan mereka sendiri. Namun setelah itu, mereka balik lagi. Pekerja saya yang tetap berjumlah 15 orang”, kata Suwardi. Untuk mengembangkan usahanya, pihaknya harus melatih sejumlah warga desa sekitar agar memiliki kemampuan bekerja membuat anyaman tas ini. Hal ini dilakukan karena proses usaha yang digelutinya cukup menjanjikan.
Artikel di atas dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur : Galeria, media Dekranasda Jawa Timur, Edisi 03, Nopember -desember 2011, hlm. 15.
Comments
maju terus
saya ingin menjadi distributor dan memerlukan tas anyaman untuk tempat oleh 2 dalam setiap event2 kami. mohon hubungi saya di nomor 081269002772
Mohon maaf, kami belum memiliki alamat detailnya.
AKU SIAP ANTAR KE ALMT PEMBUATE BOS HUB. SAMIDI PHONE 085235017400
Terima kasih atas info dan kesediannya, informasi pasti kami sangat membutuhkan terutama bagi pengunjung PUSAKA JAWATIMURAN yang membutuhkan.
Yg terhormat bapak…. Saya ingin mencoba bikin sendiri tas plastik pasar… Untuk bahanya saya bisa dibeli dimana pak??! Trimakasih bantuanya
saya penyedia bahan yang berupa tali strapping band. harganya lumayan terjangkau yaitu 70.000/roll/8kg. jika ingin pesan langsung saja di 085731101892. matur nuhun
Saya berminat beli bahannya.
boleh saya tau contact personnya bapak suwardi