Jamasan Pusaka: Upacara Adat Kabupaten Nganjuk
-11 Pebruari 2005- Jamasan Pusaka merupakan Upacara Adat Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk yang bersifat Tradisi, Sakral, Ritual dan adiluhung….
-11 Pebruari 2005-
Jamasan Pusaka merupakan Upacara Adat Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk yang bersifat Tradisi, Sakral, Ritual dan adiluhung. Sebagai budaya bangsa, keberadaan Jamasan Pusaka ini selalu diupayakan kelestariannya bahkan ditingkatkan improfisasinya, sosialisasinya serta disesuaikan pelaksanaanya dengan perkembangan situasi serta kondisi pada saat ini.
Pelaksanaan upacara ini ditetapkan 3 macam hari pilihan yakni: Jum’at Legi, Jum’at Wage dan Senin Wage pada bulan Muharam (Syuro), bertempat di gedung Pusaka Desa Ngliman yang didahului oleh arak-arakan (Kirab).
Kirab didahului oleh serombongan petugas yang terdiri dari Subha Manggala (Cucuk Laku) para prajurit pasukan pembawa Pusaka, Putri Domas serta pasukan dengan kesenian MungDhe yang semuanya itu menggambarkan prajurit Kerajaan pada saat itu. Keberangkatan Kirab Pusaka diawali dari Makam Ki Ageng Ngaliman ke utara sampai gerdon terus kembali lagi sampai akhirnya ke Gedung Pusaka Baru Prosesi Jamasan dimulai dengan seremonial sebagai berikut:
1. Pembukaan
2. Laporan Pembawa Pusaka
3. Penyerahan Pusaka
4. Laporan Penerimaan Pusaka
5. Laporan Kepala Dinparbudn Daerah Kab. Nganjuk
6. Sambutan Bupati Nganjuk
7. Do’a
8. Penutup dilanjutkan Prosesi Jamasan Pusaka
Benda Pusaka yang erat kaitannya dengan acara dimaksud adalah:
1. Kendi Pusaka
2. Senjata Pusaka
3. Wayang Pusaka
1. Kendi Pusaka
Bentuk dan besarnya tidak jauh berbeda dengan kendi-kendi yang kita kenal pada umumnya, terbuat dari tanah liat tingginya ± 25 cm. Kendi tersebut dikeluarkan 1 tahun sekali saat upacara dilaksanakan, sedang pada hari-hari biasa kendi tersebut disimpan di Gedung Makam Kyai Ngaliman.
2. Senjata Pusaka
Pusaka yang dipergunakan untuk upacara berjumlah 4 buah masing-masing bernama Kyai Srambat, Kyai Endel dan Kyai Kembar berjumlah 2 buah bentuk dan panjangnya sama.
3. Wayang Kayu
Wayang Kayul, Wayang Klitik atau Wayang Krucil jumlahnya ada 3 yakni: Eyang Bondan, Eyang Joko Truno, Eyang Betik. Selain benda-benda pusaka tersebut di atas masih ada perlengkapan lain untuk upacara dimaksud, misalnya kembang setaman, warangan, minyak wangi (cendana), Blandongan tempat merendam pusaka, Payung Agung berjumlah 5 buah, padupan untuk membakar dupa.
Proses Jamasan Pusaka
Pelaksanaan Prosesi Jamasan Pusaka diawali dengan penerimaan Pusaka dari berbagai daerah, Pusaka diserahkan Sesepuh Desa Ngliman Kecamatan Sawahan.
Sebagai penutup acara diadakan selamatan bersama di Gedung Pusaka yang diikuti oleh segenap warga masyarakat dan para undangan yang hadir serta berkenan.
Sedangkan pada malam harinya diadakan Tasyakuran dan Pagelaran Wayang Kulit samalam suntuk. Suatu kenyataan bahwa rangkaian upacara ini dipandu dengan lingkungan alam yang indah, udara pegunungan yang sejuk dan masyarakat yang ramah lingkungan serta ramah di dalam tata pergaulan bermasyarakat sehingga sungguh meriah untuk ditonton dengan segenap keluarga. Selamat Menikmati.
Artikel di atas dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur: Brosur Presesi Upacara Tradisional; Jamasan Pusaka di Ds. Ngliman-Sawahan-Nganjuk, Disparbud Daerah Kab. Nganjuk, Nganjuk, 11 Pebruari 2005.