Kibaran Warna warni Selendang Jangan Sembunyi Kartini
-April 2004- Perempuan perupa Malang yang berhimpun dalam wadah “Selendang”, berobsesi menggebrak dunia senirupa di Surabaya dan Malang. Mereka, sebanyak…
-April 2004-
Perempuan perupa Malang yang berhimpun dalam wadah “Selendang”, berobsesi menggebrak dunia senirupa di Surabaya dan Malang. Mereka, sebanyak 14 perupa, akan menggelar pameran bertema “Jangan Sembunyi Kartini”. Di Surabaya, obsesi itu akan direalisasikan di Hotel Garden Palace, Jl. Yos Sudarso, 27 April-3 Mei 2004. Sebelumnya, akan digelar di Malang, tepatnya di Gedung Kartini, Jl. Kawi 24-0, 19-22 April. Gebrakan kelompok perempuan perupa Malang itu merupakan kali kedua, setelah sukses menggelar pameran kali pertama, 26 April-6 Mei 2003, di gedung Dewan Kesenian Malang.
Ketua Panitia, Hani, menyebut pameran kali kedua ini bertajuk “Kibaran Warna-warni Selendang”. Target yang dibidik “Selendang”, mempertemukan berbagai ekspresi perempuan perupa Malang, sekaligus sebagai arena meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni rupa. Lantaran itulah ragam even itu tak hanya pameran dan demo lukis plus lelang lukisan, namun juga sarasehan. Ihwal tema pameran kali ini, “Jangan Sembunyi Kartini”, memang terkait dengan peringatan Hari Kartini.
“Kami mencoba untuk menunjukkan keberadaan kami pada penikmat seni, tidak hanya di Kota Malang, namun juga di Surabaya,” ungkap Hani di Sekretariat “Selendang “, Jl. Bromo 58, Malang (0341-325008). Sebanyak 14 peserta pameran kali ini, rincinya, Purwatiningsih, Ida Siti Herawati Ria Islamiah, Siti Marminah, Tjitjik Sri Wardani , Dedy S. Winoto, Olah Alii Fauziah, Tatik Simanjuntak, Evy S. Andamari, Ninik, Lis S.Toyo, Fitri Labuda, Elmy Tjahjaningroem, dan Hani sendiri.
Pembukaan pameran berlangsung 19 April, pukul :19.00, di Gedung Kartini, Malang. Setelah demo lukis oleh peserta, dilakukan penandatanganan prasasti/kanvas oleh Ny Peni Suparto, istri Walikota Malang. Tepat21 April, mulai pukul 10.00 acara dialog terbuka digelar untuk umum. Even pameran yang terbuka untuk umum itu, di Malang berlangsung selama empat hari, di Surabaya tujuh hari, mulai pukul 09.00 hingga pukul 21 .00. Dua peserta yang juga dosen Universitas Negeri Malang, Purwatiningsih dan Ida Siti Herawati, menyebut even pameran itu bermuatan sejumlah harapan. Konkretnya, “Selendang” berharap apresiasi seni dalam bentuk pameran itu dapat menjadi tempat bertemunya berbagai karya untuk dinikmati, dihayati, atau bahkan direnungkan maknanya. Harapan berikutnya, kiprah “Selendang” tersebut mahan ditangkap sebagai bentuk konkret sumbangsih perempuan perupa Malangdalam membangun keh idupan seni budaya. Muk
Artikel di atas dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur : Jatim News, Tabloid Wisata Plus, EDISI 32, 09 -23 April 2004, Tahun II, Hlm. 15.
Comments
Mereka datang dari berbagai daerah di Jawa, terutama dari berbagai kota di pantai Utara Jawa Tengah dan Jawa Timur.