Investasi di Waduk Klampis Menguntungkan
-April-Mei 2004- Angin sepoi-sepoi mengiringi seseorang yang duduk sambil menanti kailnya bergerak. Laki-laki setengah baya itu sejak pagi dengan sabar…
-April-Mei 2004-
Angin sepoi-sepoi mengiringi seseorang yang duduk sambil menanti kailnya bergerak. Laki-laki setengah baya itu sejak pagi dengan sabar memelototi riak-riak air. Sementara di sebelahnya ada jala kecil berisi beberapa ikan dan umpan. “Di sini udaranya sejuk, enak untuk mancing,” kata Mukali yang biasa nongkrong di Waduk Klampis, tak jauh dari rumahnya.
Sayangnya, waduk yang luasnya lebih dari enam hektare itu tidak memiliki sarana yang memadai. Bagaimana mungkin bisa jalan-jalan mengitari waduk yang di tengahnya ada “pulau”? Lazimnya waduk-waduk di Jawa Timur, ada perahu atau kapal motor. Konon, pernah disediakan perahu di Waduk Klampis untuk pengunjung. Entahlah, kini sulit dijumpai. Ketika diadakan peninjauan oleh peserta Lokakarya Kawasan Pengembangan Pariwisata se-Madura, tak ada satu pun perahu. Fungsi waduk itu seolah-olah melulu untuk irigasi.
Waduk di Desa Kramat, Kecamatan Kedundung, Sampang. Itu memang tidak sepopuler seperti waduk-waduk lain di Jawa Timur. Sebut saja antara lain Waduk Sengguruh, Karangkates, Lahor, atau Waduk Selorejo (semuanya di Kabupaten Malang) yang sudah dikelola menjadi objek wisata oleh Perum Jasa Tirta. Namun, dibalik itu, sesungguhnya Waduk Klampis menyimpan prospek dan potensi yang besar. Betapa tidak, di lokasi tersebut terdapat sebuah bukit yang dimanfaatkan oleh para penggemar climbing untuk berlatih. Aktivitas penduduk di sekitar waduk itu juga bisa dijadikan objek wisata. Misal, perajin genting, cambuk, dan makanan khas Madura. Jadilah objek kunjungan wisata, satu paket dengan objek wisata lainnya.
Sampang yang sudah kesohor lewat kerapan sapinya, kali ini mengalami kendala dalam mengembangkan Waduk Klampis. Pemkab setempat menunggu investor yang mau ikut cawe-cawe dalam pembangunannya. Pemkab siap berbagi hasil dan memberikan serangkaian kemudahan. Bahkan, melalui Disparta Jatim sudah ada studi kelayakan pengembangan Waduk Klampis. Ada beberapa strategi pengembangannya. Diantaranya penyelenggaraan even-even Madura, misal kontes tari 0′ Ca 0′.
Madura memang kaya kesenian tradisional. Lantaran itu penyelenggaraannya jangan hanya di pusat kota atau di pantai. Optimalisasi pemanfaatan wisata Waduk Klampis untuk kegiatan menikmati birunya air serta sebagai kawasan pancing ikan. Tempat ini juga layak menjadi ajang penelitian.
Singgahi Camplong
Pantai Camplong merupakan primadona objek wisata Sampang. Dilengkapi fasilitas yang sudah memadai. Mulai dari MCK, playground, camping ground, warung, toko cinderamata hingga cottage yang cukup baik. Mau menginap berlama-lama sambil menikmati indahnya pantai, tak masalah. Camplong siap menerima kunjungan wisatawan kapan pun dan berapa pun jumlahnya.
Pantai inilah yang lazim dipakai arena kerapan sapi dan festival kesenian tradisional se-Madura. Sesekali menjadi persinggahan cruise ship (kapal pesiar) mancanegara yang penumpangnya ingin melihat kerapan sapi. Mau jalan-jalan ke tengah laut juga tak usah khawatir, banyak perahu yang melayani. Harga carteran per perahu bekisar antara Rp 15 ribu-Rp 25 ribu, tergantung jenis perahu dan jumlah penumpang.
Perjalanan dari Surabaya ke Sampang dapat ditempuh dengan segala jenis kendaraan, normal waktu yang diperlukan sekitar tiga jam. Angkutan umum tersedia selama 24 jam menuju Pantai Camplong. Hanya ke Waduk Klampis (21 km dari Kota Sampang arah ke utara) kendaraan umum tersedia pada pagi dan siang hari saja. Jangan lupa sempatkan menengok kebelakang apabila anda menyeberangi selat Madura, akan tampak kemegahan Monumen Jalesveva Jayamahe yang megah.
Di sepanjang perjalanan, khususnya kawasan Camplong, banyak pedagang buah di pinggir jalan. Buah yang terkenal adalah jambu Camplong, warnanya putih, rasanya sangat manis. Namun ingat, jika ingin membeli sebaiknya ditawar lebih dahulu. Selain jambu, oleh-oleh yang biasa dibawa pulang adalah petis Madura, berbagai hiasan dinding (antara lain cambuk), dan aneka miniatur senjata tajam. Celurit memang masih yang terpopuler, bahannya terbuat dari aluminium. Harga aneka souvenir itu sangat variatif, antara Rp 3.000,00 hingga Rp 100.000,00. GM
Artikel di atas dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur : Jatim News, Tabloid Wisata Plus, EDISI 33, 23 April – 7 Mei 2004, Tahun II, hlm. 09.
Comments
Sedangkan pusat pemerintahan kolonial berada di pusat kota lihat peta tata guna lahan di Kota Banda Aceh .
Maksud nya???