Mendesak, Upaya Konservasi Hutan Mangrove : di Surabaya jadi obyek wisata baru
Kawasan konservasi hutan mangrove di Pamurbaya, Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya memiliki 140 spesies burung terbesar di pulau Jawa….
Kawasan konservasi hutan mangrove di Pamurbaya,
Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut,
Kota Surabaya memiliki 140 spesies burung
terbesar di pulau Jawa. Walikota Surabaya,
Bambang DH mengatakan, dari 140 spesies
tersebut, sekitar 84 spesies merupakan
spesies menetap, 12 spesies dilindungi
dan 44 spesies migran.
Bila menyusuri sepanjang pantai utara (Pantura) Jawa Timur, dari Kecamatan Bancar di Tuban hingga Kecamatan Wongsorejo di Banyuwangi, hutan mangrove pasti takkan pernah lepas dari pandangan. Pemandangan ini menjadi ciri khas Pantura Jatim yang membedakannya dari kawasan pantai lain di Jatim, bahkan diIndonesiadan dunia.
Hutan mangrove memang punya ciri khas. Tumbuhan yang termasuk ke dalam keluarga mangrove mempunyai kemampuan hidup pada daerah yang tergenang pasang surut. Karena itu, hutan mangrove tumbuh subur di daerah pantai (pesisir) landai. Prenelitian yang dilakukan oleh Lembaga Swadaya masyarakat (LSM) ECOTON menghasilkan temuan, di sepanjang Jatim masih terdapat 25 jenis vegetasi mangrove dari 12 famili. Keberadaan mangrove di Jatim didominasi pohon api-api (Familia Avicenniaceae), pohon bakau (Familia Rhizophoraceae), dan pohon bogem (Familia Sonneratiaceae .
Tentang manfaat mangrove, banyak kajian ilmiah yang menunjukkan bahwa mangrove memiliki peran penting dalam menunjang kualitas dan keberlangsungan kehidupan di wilayah pesisir, sekaligus menjaga sumber perikanan. Ekosistem mangrove di Pantura Jatim memiliki 4 fungsi spesifik yang dapat mempengaruhi kualitas perairan pesisir yaitu menyuplai nutrisi bagi peraian di sekitarnya, sebagai habitat buru,ng air, berperan penting dalam siklus hidup biota yang bernilai ekonomis seperti kepiting, udang, bandeng dan ikan laut lainnya, sebagai akumulator logam berat pencemar.
Lebih lanjut, penelitian ECOTON menunjukkan, lebih 7 ton/ha/tahun serasah (daun kering) diproduksi ekosistem mangrove di pesisirSurabaya. Hasil ini setara dengan produktivitas ekosistem mangrove umumnya yang tersebar dari daerah tropis sampai subtropis. Serasah mangrove memainkan peran penting dalam proses ini karena serasah mengandung 40 persen senyawa larut dalam air yang diubah menjadi biomassa bakteri kurang dari delapan jam setelah gugur ke perairan mangrove.
Hal ini membuat kawasan mangrove sering dikunjungi beragam sa twa untuk mendapatkan nutrisi. Sekitar 90 persen dari jumlah ikan yang ditangkap dalam jarak 10 km dari pantai di Jawa danBalimengandung fragmen mangrove dalam ususnya.
Sebagai ekosistem yang subur dan kaya nutrisi membuat kawasan ini rarnai dikunjungi beragam satwa seperti burung. Bahkan pada musim barat (OktoberDesember ) tercatat lebih 5 ribu hingga 20 ribu burung yang menjadikan kawasan utara Jatim sebagai daerah mencari makan dan berkembang biak dari jenis kuntul (Ardeideae), pecuk (Phalacrocorax), kowak sampai talhun 2003 tercatat 43 burung air mengandalkan mangrove sebagai ekosistem yang menunjang kelestarian mereka.
Kawasan Pesisir Utara Jatim termasuk dalam satu kesatuan wilayah Pantura Jawa yang menjadi kawasan transit bagi burung-burung yang melakukan migrasi dari belahan bumi utara menuju bumi selatan untuk menghindari musim dingin. Tercatat lebih dari 43 jenis burung air dan 25 jenis burung migran. Bahkan di Daerah Curah Sawo Kecamatan Gending Probolinggo dan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik, pemilik tambak mendapatkan penghasilan tambahan dari telur-telur burung yang bersarang di atas mangrove di areal tambak mereka.
Mangrove juga berperan penting dalam siklus hidup biota yang bernilai ekonomis seperti kepiting, udang, bandeng dan ikan laut lainnya, karena pada masa bertelur dan memijahkan anaknya, sebagian besar biota-biota itu bersiklus di kawasan pesisir yang bermangrove. Baru setelah mereka dewasa akan kembali ke laut lepas. Hal ini dapat ditunjukkan dengan tingginya populasi zooplankton (mata rantai penting dalam jaring-jaring makanan. Keberadaannya dapat menghubungkan antara produsen I dengan konsumen I) organisme ini sebagian besar akan tumbuh dewasa menjadi jenis ikan, udang, kepiting dan kerang.
Peran penting lainnya, mangrove berfungsi sebagai akumulator logam berat pencemar. Hal itu karena mangrove memiliki mekanisme organ untuk melakukan resistensi terhadap kandungan logam berat dalam jaringannya, sehingga mangrove memiliki kemampuan luar biasa dalam menyerap logam berat yang mencemari lingkungan dan menyimpannya dalam jaringan daun, akar dan batang. Mekanisme ini membuat logam berat berbahaya secara kimia akan mengalami inaktivisi, sehingga keberadaan mangrove di perairan pesisir utara Jatim dapat berperan menyaring dan mereduksi tingkat pencemaranloganberat di perairan laut.
Kawasan rawa payau Everglades California yang ditumbuhi mangrove difungsikan sebagai filter aliran air dari kawasan industri diCalifornia, sebelum mencapai laut air limbah terlebih dahulu disaring mangrove. Ini membuat kondisi di California merupakan kawasan industri besar di Amerika namun kandungan logam berat beracun seperti Tembaga, Kadmium dip erairanpantai Califormia masih dibawah standar.
Selain empat fungsi spesifik itu, mangrove secara umum juga memiliki peran dalam mengurangi abrasi atau erosi pantai, sebagai filtrasi air laut sehingga dapat menghambat laju intrusi air laut, barrier bagi daratan terhadap angin laut, dan pengendali vector Malaria. Mengingat besarnya potensi dan ancaman terhadap kelestarian fungsi ekosistem mangrove, perlu dilakukan langkah-Iangkah strategis yaitu, melakukan eksplorasi atas potensi dan daya dukung ekosistem ekosistem mangrove di Pantura Jatim, menetapkan Tata Ruang dan Peruntukan Pesisir Regional Jatim.
Wisata Mangrove Wonorejo Kawasan Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya), tepatnya di Pantai Gununganyar dan Wonorejo bisa menjadi contoh baik bagi upaya konservasi hutan mangrove.
Atas upaya itu, Gubernur Jatim, DR H Soekarwo menyambut baik. Hal itu diungkapkan Pakde Karwo, panggilan akrabnya, ketika melakukan tanam bersama 5 ribu bibit mangrove dan bersih-bersih pantai di sekitar Pantai Wonorejo, Jum’at (15/1). Pakde menilai, konservasi hutan mangrove yang kini dikembangkan di kawasan Surabaya Timur akan meningkatkan kualitas alam lebih baik.
Kawasan konservasi hutan mangrove di Pamurbaya, Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya memiliki 140 spesies burung terbesar di pulau Jawa. Walikota Surabaya, Bambang DH mengatakan, dari 140 spesies tersebut, sekitar 84 spesies merupakan spesies menetap, 12 spesies dilindungi dan 44 spesies migran.
“Ini patut disyukuri, jika lingkungan di sini bagus, mudahmudahan keragaman spesies burung bisa terjaga,” ujarnya. Selain itu, kata dia, kawasan Pamurbaya merupakan kawasan konservasi pusat mangrove sebagai penyangga ekosistem pantai yang dilindungi pemerintah setempat. “Awalnya kita payungi dengan perda, jangan sampai terbit peruntukan yang tidak sesuai dengan ka’wasan konservasi ini,” katanya.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk terus menjaga kawasan tersebut. Menurut Bambang, jika hal hal itu dilakukan, akan ada nilai tambah seperti yang halnya fungsi dari hutan mangrove yang tidak sebagai penyelamat ekosistem pantai, namun juga bisa dijadikan obyek wisata.
“Kita lagi merancang konsep wisata keluarga di kawasan tersebut. Untuk desain seperti apa, nanti kita bahas. Yang penting masyarakat mengenal Iingkunganya sehingga bisa menjaga,” katanya. Kawasan Pamurbaya nantinya akan disulap menjadi obyek wisata keluarga dan obyek penelitian bagi pelajar dan mahasiswa. • rif/prigi berbagai sumber
Artikel di atas dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur : Prasetya, Buletin Bulanan, Sumber Inspirasi Birokrasi,13 Januari 2009