Sunday, December 3, 2023
Semua Tentang Jawa Timur


Napak Tilas Peristiwa 10 Nopember

Berbagai permasalahan bangsa akan bias diselesaikan bila nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan dan kejuangan diterapkan dalam kehidupan. Demikian yang disampaikan Drs. Fahrur…

By Pusaka Jawatimuran , in Sejarah Wisata Sejarah , at 14/10/2011 Tag: , , , , , ,

Berbagai permasalahan bangsa akan bias diselesaikan bila nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan dan kejuangan diterapkan dalam kehidupan. Demikian yang disampaikan Drs. Fahrur Rozi Syata,M.Si. Kepala Dinas Sosial Jatim saat pelepasan peserta Ziarah Wisata. Acara yang digelar pada 19 Oktober ini diikuti 285 pelajar SMP dan SMA di Surabaya.

Kepada wartawan Fahrur Rozi, menyampaikan acara yang digelar secara rutin setiap tahun ini merupakan upaya menanamkan nilai-nilai kepahlawanan kepada pelajar dan generasi muda. Karena pelajar dan generasi muda saat inilah yang akan menentukan pe rja lanan bangsa dimasa datang. Dengan nilai-nilai kepahlawanan itu, generasi muda bisa melanjutkan perjalanan bangsa ini dengan baik.

“Kepada mereka perlu ditanamkan bahwa kemerdekaan bangsa ini buka nlah pemberian bangsa lain. Tapi hasil perjuangan dan pengorbanan para pahlawan. Tidak hanya harta tapi juga nyawa mereka korbankan. Sehingga generasi muda tidak menyia-nyiakan kemerdekaan ini dan turut serta membangun bangsa. Kalau nilia-nilai kepahlawanan ini bisa diterapkan, maka berbagai persoalan bangsa saat ini akan bisa diselesaikan;’ tukasnya.

Memang acara Ziarah Wisata yang melibatkan para pelajar ini nampak berbeda dengan tahuntahun sebelumnya. Pada tahun lalu misalnya, acara difocuskan diatas kapal TNI AL. Digeladak kapal perang itulah mereka melaksanakan upacara untuk mengenang jasa pahlawan kemudian dilanjutkan dengan tabur bunga di laut. Dalam acara itu pula para pelajar diperkenalkan dengan berbagai peralatan yang ada dikapal kebanggaan TNI AL tersebut.

Sementara untuk tahun ini, ziarah wisata lebih terfocus pada tempat-tempat bersejarah utamanya yang terkait dengan perist iwa heroik melawan penjajah diSurabaya. Dimana dalam peristiwa yang puncaknya terjadi pada 10 Nopember tersebut, tidak bisa lepas dari peran Bung Tomo. Untuk itulah tempat pertama yang dikunjungi dalam ziarah wisata ini adalah makam Bung Tomo di TPU JI. Ngagel.

Kemudian rombongan pelajar yang diangkut 8 bus tersebut dibawa ke SMA N 5. Ditempat inilah banyak yang merasa bingung. Pasalnya mereka tidak tahu kenapa SMA tersebut masuk dalam acara ziarah wisata. Namun kebingungan tersebut terjawab setelah mereka mendapat penjelasan dari guru sejarah SMA N 5. “SMA kompleks ini tadinyajadi satu. Disekolah inilah Bung Karno, Bung Tomo dan Cak Roeslan Aboelgani bersekolah. Sekolah ini juga menjadi salah satu markas BKR yang punya peranan penting dalam peristiwa 10 Nopember;’ ungkapnya.

Paparan tersebutjuga ditegaskan oleh Prof. Dr Aminuddin Kasdi, Guru Besar UNESA yang ikut serta dalam rombongan ziarah wisata tersebut. Dalam kesempatan itu, pakar sejarah ini juga bercerita tentang bagaimana Bung Karno semasa bersekolah. Cerita tersebut dipaparkan sebagai teladan dan penyemangat bagi para pelajar. “Setiap tahun sekitar 40 ribu sarjana yang menganggur. Jadi belajarlah sungguh-sungguh dan bekerja keras agar tidak hanya menjadi pemangku ijazah,” tandasnya memotivasi para pelajar peserta ziarah wisata.

Pada kesempatan tersebut, Nadia Zahara, Putri IntelgensiaIndonesiaI 2009 juga memompa ,semangat para pelajar untuk mau memahami perjalanan bangsa ini. Hal ini dimulai dengan pertanyaan siapa yang sudah tahu makam Bung Tomo. Ternyata tidak banyak yang mengangkat tangan. “Ternyata kita lebih banyak tahu tentang pusat-pusat perbela nj aan daripada tem pat-tem pat berseja ra h seperti makam Bung Tomo;’tandasnya. Setelah dari SMAN 5, rombongan peserta ziarah wisata melanjutkan perjalanan ke Hotel Majapahit yang berada di JI. Tunjunga n. Tempat ini dikenal dengan peristiwa penyobekan bendera belanda oleh arek-arek Suroboyo. Sayang ditempat ini peserta tidak bisa berlama-Iama.Parapeserta hanya bisa sampai didepan hotel yang dulunnya lebih dikenal dengan ‘Hotel Oranye.

Dari Hotel Majapahit, ziarah dilanjutkan ke makam Dr. Soetomo yang berada di Gedung Nasional Indonesia (GNI) di JI. Bubutan. Disamping do’a bersama da n menabur. bunga di makam Dr Soetomo, di GNI ini pula peserta diminta mempresentasikan hasil ziarah. Adalah Vera dari SMP 39 yang memaparkan dengan runtut tentang hasil kunjungannya di Hotel Majapahit.Tak ketinggalan dipaparkan pula tentahg peristiwa yang pernah terjadi dihotel tersebut.

Sementara Charis Subianto dari SMA N 2 memaparkan tentang sejarah

GNI dan perjalanan Dr. Soetomo. Sedang Pungky dari SMA Hang Tuah memaparkant entang peristiwa perebutan RS Karang Menjangan dan Markas Kempetai yang kini menjadi Tugu Pahlawan. “Pada awalnya saya bingung. Mau dibawa kemana kita ini. Tapi setelah dari makam Bung Tomo saya jadi tahu, bagaimana rangkaian perjuangan pahlawan kita dalam mempertahankan Kota Surabaya yang kemudian dikenal sebagai peristiwa 10 Nopember dan diperingati sebagai Hari Pahlawan. Sebelumnya saya hanya biasa-biasa saja kalau lewat JI. Ngagel. Tapi kini saya punya kesan lain dengan jalan itu. Karena di makam yang ada  di JI Ngagel itu ada makam Bung Tomo yang mempunyai andil besar dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan;’ ujar Elok, siswa SMA IPIM saat menyampaikan kesanya mengikiti ziarah wisata.

Pada kesempatan itu, Indayati, Kabid Pemberdayaan Sosial- Dinsos Jatim juga menyampaikan beberapa pesan pada para pelajar.”Janganlahjadi rumput karena engkau akan diinjakinjak. Janganlah jadi cemara karena akan mudah roboh. Jadilah mercusuar karena sebaik-baik manusia adalah yang bisa membawa manfaat bagi sesama,” ujarnya

Dari GNI, rombongan yang terdiri dari pelajar SMAN 2, 5, 9, Hang Tuah, Bhayangkari, IPIM, Among Siswo dan pelajar SMPN 2, 5, 39, Bhayangkari, menuju Tugu Pahlawan. Ditempat yang menjadi icon Surabayaini, peserta ziarah mendapat penjelasan tentang perjuangan arek-arek Suroboyo pada peristiwa 10 Nopember. Didalam musium, peserta juga bias mendengarkan pidato asli Bung Tomo saat membakar semangat arek-arek Suroboyo. Bahkan pada kesempatan tersebut ,juga hadir Bambang Silistomo, putra Bung Tomo. (gt)

‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾
Artikel di atas dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur: Kontak Sosial, media informasi kesejahteraan sosaial, EDISI Triwulan 4 2009

%d blogger menyukai ini: