Tuesday, March 28, 2023
Semua Tentang Jawa Timur


Taman Wisata Selorejo : Naik Perahu, Petik Jambu dan Makan Ikan

Anda ingin menikmati Iiburan secara komplet? Pergilah ke Taman Wisata Bendungan Selorejo di Kecamatan Ngantang, sekitar 50 kilometer arah barat…

By Pusaka Jawatimuran , in Wisata , at 10/10/2011 Tag: , , , ,

Anda ingin menikmati Iiburan secara komplet? Pergilah ke Taman Wisata Bendungan Selorejo di Kecamatan Ngantang, sekitar 50 kilometer arah barat laut Kota Malang, rute Malang-Kediri. Disanakita bisa mereguk keindahan alam sepuaspuasnya. Baik wisata air, daratan, maupun pegunungan. Bahkan, menatap matahari saat terbit.

Medanuntuk melakukan kegiatan outbound juga tersedia dengan cukup banyak pilihan, dari komplek penginapan (cottage) sampai ke lokasi PLTA (pembangkit listrik tenaga air). Namun jaraknya cukup jauh, lebih ,darilima kilometer denganmedan yang sebagian menurun terjal dan menanjak tajam. Memang ada jalan pintas yang memperpendekjarak sekitar satu kilometer, menyusuri jalan dekat kolam renang, melewati jembatan gantung dan komplek pasar ikan. Oengan rute ini kita “menyimpangi” satu turunan dan tanjakan yang cukup tajam, dari dekat pintu gerbang sampai ke persimpangan wisma dan pasar ikan. Jika kita menginap di komplek wisma yang berlokasi di seberang pasar ikan, otomatis jaraknya juga lebih pendek.

Sedangkan areal waduknya digunakan untuk lomba ski air. Padanggolf sembiIan hole yang terletak di pinggir waduk memilikimedan yang ideal dengan panorama indah di sekelilingnya. Oan bagi mereka yang berhobi memancing pasti dapat melakukan hobinya dengan berbagai cara, di tepian waduk yang teduh, atau dari atas perahu yang bisa berpindah-pindah lokasi. Mengingat areal taman wisata ini mencapai lebih dari 40 hektare, berbagai kegiatan olah raga dan hiburan bisa digelar sesuai keinginan dan kreativitas masing-masing.

Nikmatnya Berperahu

Hal lain yang nyaris tak pernah dilewatkan para pengunjung Taman Wisata Selorejo adalah, menyusuri waduk dengan naik perahu. Baik perahu dayung maupun perahu yang bermesin. Kegiatan inilah yang bisa memberi corak lain dibandingkan dengan  kehidupan rutin sehari-hari. Kita bisa mengenali lekuk-liku pinggiran waduk yang dulunya berupa daratan, baik sawah-ladang maupun tempat hunian penduduk. Korban kawasan yang ditenggelamkan ini memang untuk menyelamatkan sekian banyak daerah yang dulu sering terkena banjir, belum  terhitung manfaat lain.

Terdapat 17 unit perahu dayung yang tergabung dalam Operdas (Organisasi Perahu Dayung Selorejo) di kawasan wisata itu, ditambah 32 unit perahu bermesin.Paraawak perahu umumnya penduduk di sekitar waduk yang berprofesi sebagai petani, namun tidak memiliki tanah garapan. Penghasilan mereka pun minim. Pada hari-hari biasa paling hanya berkisar Rp 5 ribu – Rp 10 ribu per orang. Namun pad a hari-hari libur dan Minggu yang ramai pengunjung, mereka bisa meraup sezeki sekitar Rp 50 ribu/orang.

“Nasib kami tergantung jumlah pengunjung yang ingin menyusuri waduk, ” ujar Mujiadi dan Sujud, dua anak perahu yang sudah lebih dari 10 tahun menekuni profesinya di Waduk Selorejo. Mereka seperti pasrah pada nasibnya yang tergantung pada kocekwisatawan.

Tarif sewa perahu dayung berkapasitas 6-8 orang, Rp 30 ribu / jam, dan untuk perahu bermesin Rp 50 ribu/jam. Selain mengelilingi waduk dengan pemandangan yang indah, para wisatawan juga bisa mendarat di Pulau Jambu untuk menikmati buahjambu biji dengan membayar Rp 1.000,00/ orang. ” Oi kebun boleh makan sekenyangnya, tapi tidak boleh membawa pulang,” kata Sujud.

Menurut Pimpinan Taman Wisata Selorejo, Ir Owi Tjahyono Sp, luas perkebunanjambu biji di Pulau Jambu sekitar tujuh hektare. Pengelolaan kebun tersebut dikontrakkan kepada sembi Ian orang pengusaha di Ngantang dengan tarif sewa kontrak Rp Rp 12juta/tahun. Mereka memproses buahjambu menjadijus dan dipasarkan ke berbagai daerah

“Pada musim panen mereka seperti kewalahan, sehingga sering terjadi banyak buah jambu yang membusuk,” ujar Owi Tjahyono. Musim panen raya buah ini berlangsung November sampai dengan Maret tahun berikutnya. Selain tanaman jambu biji, di sekitar lokasi tersebut juga ada lahan yang ditanami cengkih.

Bagi wisatawan yang gemar buah durian, dengan naik perahu juga bisa menuju  ke sentra durian di seberang bendungan. Durian produksi Ngantang memang sudah terkenal lezat, berdaging tebal. “Jika di Surabaya harganya Rp 20 ribu per buah, di desa itu Rp 5 ribu saja,” ujar Pardiono sambil mendayung perahu dan menunjuk “pantai waduk” dekat badan jalan Batu-Kediri. Entah sampai di mana kebenaran ucapannya itu.

Menyantap Ikan

Makan ikan murah juga merupakan kegiatan umum yang dilakukan para pengunjung objek wisata ini. Di pusat penjualan ikan kita tinggal memilih, mau menyantap ikan goreng atau bakar.Adaikan wader, nila, tombro, mujaer, juga udang. Harga ikan mentah hanya berkisar Rp 7 ribu Rp 10 ribu/kilogram, sedangkan yang sudah digoreng Rp 20 ribu 25 ribu/kilogram. Variasi harga tergantung pada jenis ikan dan ukuran besarkecilnya.

Ir Dwi Tjahyno mengungkapkan,jumlah penangkap ikan (nelayan) di objek wisata itu sekitar 250 orang, umumnya penduduk di sekitar Bendungan Selorejo.  Menurut laporan para nelayan, dulu seorang nelayan bisa menangkap rata-ratalimakilogram ikan per hari. Namun saat ini populasi ikan sudah sangat merosot, akibat penangkapan yang tidak terkendali. “Ikan-ikan ukuran kecil pun ditangkap dengan jaring berukuran dua inci atau kurang,” katanya.

Dia tambahkan, saat  Waduk Selorejo masih dike lola Proyek Brantas, pengawasan bisa dilakukan secara ketat dalam kerjasama dengan pihak  kepolisian. Dengan cara ini para neltlyan melepaskan kembali ikan-ikan kecil yang dijaring paksa, sehingga populasinya bisa terjaga secara baik.

Terlepas dari “kemelut” penangkapan ikan itu, cobalah mengunjungi Taman Wisata Selorejo pad a hari Minggu untuk menikmati berbagai objeknya. Bagi  kawula muda pasti lebih asyik berkunjung bersama pacar pada malam Minggu yang diterangi cahaya bulan pumama. Sepanjang jalan di punggung bendungan dan taman-taman yang dilengkapi banyak bangku, merupakan tempat yang romantis untuk bercengkerama, asal tidak kebablasan! J.A. Noertjahyo

Artikel di atas dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur : Jatim News, Tabloid Wisata Plus, EDISI 19, 26 September -10  Oktober 2003, Tahun I

%d blogger menyukai ini: