Sunday, November 3, 2024
Semua Tentang Jawa Timur


Bromo Gunung Suci Suku Tengger

Gunung Bromo merupakan salah satu gunung yang masih aktif dan objek pariwisata yang sangat terkenal seantero jagad .Kawasan wisata yang…

By Pusaka Jawatimuran , in Wisata , at 06/10/2011 Tag: , ,

Gunung Bromo merupakan salah satu gunung yang masih aktif dan objek pariwisata yang sangat terkenal seantero jagad .Kawasan wisata yang menjanjikan sebuah  keindahan yang tak bisa anda temui di tempat lain. Dari puncak gunung berapi yang masih aktif ini, anda bisa menikmati hamparan lautan pasir dan menyaksikan kemegahan gunung Semeru yang menjulang menembus awan.

Dari berbagai literatur geologi yang ada, sejarah gunung api di perbatasan Kabupaten Probolinggo, Pasuruan Lumajang ini memang lumayan panjang. Menurut hasil penelitian, aktivitas vulkanis di pegunungan

ini dimulai sejak 1,4 juta tahun lalu.

Kawah yang ada, bergaris tengah kurang lebih 800 meter (utara-selatan) dan kurang lebih 600 meter (timur barat). Bromo yang terletak di kawasan Taman Nasional Bromo-Tengger Semeru (TN-BTS) merupakan satu-satunya kawasan konservasi di Indonesia yang memiliki keunikan berupa laut pasir seluas 5.250 hektar, yang berada pada ketinggian 2392 m dari permukaan laut. Padang Savana dialam pegunungan yang sangat sejuk, kita dapat melihat rerumputan kering danpadangpasir yang sangat luas.

Yang sangat menarik dan indah pada saat matahari terbit yang kita lihat dari “Puncak Gunung di Pananjakan, karena kabut yang menyelimuti bawah gunung bromo membuat panorama indah dan mistik.

Menyaksikan terbitnya mentari memang merupakan pengalaman yang menarik dan tak terlupakan. Buktinya, para wisatawan rela menunggu sejak dini hari, menghadap sebelah timur agar tidak kehilangan moment ini. Tetapi itu pun tidak selalu bisa melihat peristiwa ini, karena bila langit berawan, kemunculan matahari ini tidak terlihat secara jelas. Namun, saat langit cerah, Anda dapat melihat bulatan matahari yang pertama-tama hanya seberkas cahaya, perlahan-Iahan membesar dan akhirnya membentuk bola raksasa yang memancarkan sinar yang memberi penerangan sehingga kita dapat melihat pemandangan gunung-gunung yang ada di kawasan ini. Antara lain, Gunung Bromo, Gunung Batok, atau Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa.

Bromo mempunyai pesona alam yang sangat luar biasa, panorama yang elok terpancar saat memandang pesona alam yang tidak akan pernah ada habisnya.

Dingin, begitulah yang akan Anda rasakan saat pertama kali. Suhu di kawasan tersebut mencapai 10 derajat bahkan sampai 0 derajat Celsius saat menjelang pagi. Maka, persiapan pakaian dingin, topi kupluk, sarung tangan, kaos kaki, syal untuk mengatasinya,sangat diperlukan.

Untuk dapat melihat kawah Gunung Bromo anda harus menaiki anak tangga yang jumlahnya mencapai 250 anak tangga. Sesampainya di puncak Bromo yang tingginya 2.392 m dari permukaan laut, Anda dapat melihat kawah Gunung Bromo yang mengeluarkan asap. Anda juga dapat melayangkan pandangan Anda kebawah, dan terlihatlah lautan pasir dengan

pura di tengah-tengahnya. Benar-benar pemandangan yang sangat langka dan luar biasa yang dapat kita nikmati.

 

Hari Suci Nyepi

Di kawasan pegunungan berhawa dingin ini, berdiam suku Tengger yang merupakan warga asli beragama Hindu. mereka dikenal taat dengan aturan dan agama Hindu.

Menurut legenda, asal-usul suku terse but dari Kerajaan Majapahit yang mengasingkan diri. Mereka yakin merupakan keturunan langsung dari Majapahit. Nama Tengger berasal dari Legenda Roro Anteng dan Joko Seger yang diyakini sebagai asal usul nama Tengger, yaitu “Teng” akhiran nama Roro An-” teng” dan” ger” akhiran  nama dari Joko Se-” ger.

Bagi suku Tengger, Gunung Brahma (Bromo) dipercaya sebagai gunung suci. Setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo. Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo utara dan dilanjutkan ke puncak gunung Bromo. Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal14 atau 15 di bulan kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa. Melalui upacara tersebut, masyarakat Suku Tengger memohon panen yang berlimpah atau meminta tolak bala dan kesembuhan atas berbagai penyakit, yaitu dengan cara mempersembahkan sesaji dengan melemparkannya ke kawah Gunung Bromo.

Selain penyelenggaraan upacara kasada yang begitu terkenal, suku tengger juga menyelenggarakan upacara keagamaan umat Hindu, Hari Raya Nyepi, hari raya umat Hindu.

Sebelum melaksanakan ritual-ritual uapacara Hari Suci Nyepi, selasa (24/3), umat Hindu suku Tengger telah melaksanakan rangkaian prosesi upacara Melasti di Gunung Widodaeren yang masih berada dalam gugusan gunung Bromo. Pelaksanaan upacara Melasti di gunung Widodaren untuk mengambil air suci di sumber air di sebuah gua di gugusan gunung bromo.

Air tersebut digunakan untuk mensucikan Pranita Arca atau Pralingga, serta berbagai simbol yang membantu mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa. Upacara Melasti dimaksudkan untuk menyucikan seluruh isi jagat raya.

Setelah prosesi upacara tersebut, umat Hindu Tengger, Rabu sore (25/3) menjelang sehari Hari suci Nyepi, melaksanakan upacara Tawur Kesanga yang dipusatkan di lapangan

Telogsari, kec. Tosari, kabupaten Pasuruan. Sebanyak delapan desa suku tengger ikut menggelar upacara tawur kesanga dan diikuti dengan puluhan ogoh-ogoh.

Dalam penyambutan upacara Hari Suci Nyepi Suku Tengger di Gunung Bromo, setiap tahunnya makin meriah, karena peserta prosesi upacara maupun pengunjung, wisatawan lokal

dan manca negara terus bertambah. Perayaan tersebut makin meriah dengan banyaknya ogoh-ogoh yang mencapai 28 buah, yang diarak di desa Tosari. Ogoh- Ogoh tersebut dibuat

warga dari 8 desa yang mayoritas penduduknya beragama Hindu.

Prosesi upacara tawur Kesanga dipimpin langsung oleh Mangku Parwoto. Upacara tersebut untuk menghaturkan pecaruan kepada sang Butha Kala agar tidak mengganggu umat. Meski selama upacara diguyur hujan lebat, umat Hindu suku Tengger tetap melaksanakannya dengan khidmat.

Ogoh-ogoh yaitu boneka raksasa yang menggambarkan roh jahat yang ada di sekitar alam semesta. Ogohogoh dibuat dengan berbagai bentuk jenis kera yang menggambarkan kehidupan manusia harus terhindar dari roh jahat dan harus disingkirkan

Setelah upacara Tawur Kesanga selesai, ogoh-ogoh diarak dari lapangan Telogosari menuju desa masingmasing yang kemudian dibakar dalam upacara pengrupukan.

Mulai pukul 00.00, Kamis (26/3) ribuan umat Hindhu suku tengger, menyambut tahun baru Saka 1931 dengan melaksanakan ritual-ritual Yoga Samadhi Hari Suci Nyepi, yaitu melaksanakan empat berata (catur berata) yang wajib dilaksanakan. Ke empat catur berata yaitu : amati geni (berpatang menyalakan api), amati karya (berpantang melakukan aktivitas), upawasa (berpuasa), amati lelungan (berpantang menghibur diri dan tidak menikmati kesenangan).

Dalam kesenyapan Hari Suci Nyepi itu umat Hindu bermawas diri, menyatukan pikiran serta cipta, rasa, dan karsa, menuju penemuan hakikat keberadaan diri dan inti sari kehidupan

semesta.

Pada hari raya nyepi kawasan wisata Gunung Bromo yang meliputi Kab. Pasuruan dan kab. Probolinggo ditutup total. Seluruh kegiatan masyarakat dihentikan dulu selama 24 jam, untuk melaksanakan Yoga Samadhi Hari Suci Nyepi dengan khidmat melaksanakan

Mulai hari kamis (26/3) pukul 00.00 dini hari, pintu gerbang desa tosari ditutup total selama Hari raya Nyepi. Seluruh kegiatan ditiadakan, juga aliran listrik dimatikan, sampai kegiatan kampanye parpol peserta pemilu. Setelah Hari Suci Nyepi, awal tahun baru saka, setelah itu umat Hindu menyambut hari raya Ngembak Geni, yaitu seluruh anggota keluarga saling  keluar rumah dan saling meminta maaf serta tetangga dan kerabat.

Layaknya heaven on earth, Gunung Bromo adalah suatu tempat yang membuat setiap pengunjungnya merasa seperti di surga. Keindahan alam pengunungan yang berada di kaldera Tengger, sungguh menakjubkan, begitu pula adat-istiadat dan budaya suku tengger yang unik, sayang kalau dilewatkan. Bagi anda yang telah berkunjung, pasti ingin kembali … •

Artikel di atas dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur : Prasetya, Buletin Bulanan, Sumber Inspirasi Birokrasi, EDISI 04, April 2009